Halaman

Semua tentang belajar....

Don't stop until your dreams come true...!!!

PuisiQ

Di sini saya juga mencoba berbagi karya-karya saya berupa puisi. Tapi, saya minta maaf jika puisi yang saya tampilkan jauh dari harapan. Karena bagaimanapun juga kita adalah orang-orang yang BELAJAR!

Berdikari Bumiputra
Tergelepar tak berdaya para bumiputra di tanah persada
Jerit pendulum jiwa lenyap seiring waktu yang berkelana
Kini para penguasa pandai mengkloning hati
Tangis kematian, lengkingan tikus yang tak terperi
    Walau jemari bayonet beringas menyentuh raga
    Kami ingin berdikari di atas mega
    Meski batalyon keringat berbaris tanpa jarak
    Takkan luluhkan cahaya yang mulai merangkak
Api kehidupan yang semula redup kini telah dinyalakan
Geliat nafas memberontak dari relung sukma yang mengekang
Bangkit bersama kita lawan hati yang menggerogoti jiwa rekan
Bangun benteng agar nafsu tak mampu mengekang

Berjalan
Berjalan itu aktivitas
Berjalan itu pekerjaan
Berjalan itu kebutuhan
Berjalan itu kemampuan tubuh untuk melakukan gerakan seirama pada kaki,
yang dapat menimbulkan pergerakan yang menyebabkan perpindahan tempat
Berjalan itu suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari rutinitas kehidupan manusia
Berjalan itu suatu irama yang melakukan pergerakan secara dinamis
Berjalan itu pergerakan secara dinamis untuk memperoleh tujuan
Berjalan itu kegiatan yang mudah dilakukan ketika melakukan pergerakan ke depan bukan ke belakang
Berjalan itu pergerakan yang menuntut kemampuan diri untuk terus memotivasi
Dan berjalan itu hidup


Semu
Semu itu blur
Semu itu tanda tanya
Semu itu suatu keberadaan yang belum dapat dipastikan keberadaannya
Semu itu kepastian yang belum dapat dipastikan namun dapat dijelaskan adanya
Semu itu sebuah keberadaan yang mencari kepastian abadi untuk melengkapi diri agar suatu keberadaan itu ada dan dapat diakui oleh kepastian yang mengagungkan diri dengan kesombongannya
Semu itu bayangan diri yang merupakan bagian terdalam dari jiwa yang meratapi keberadaanya
Semu itu ada
Semu itu tiada

Bimbang
Dalam hanyutnya jiwa kelam bertabur dinginnya senja
Dalam buaian hasrat hitam berselimut hangatnya kabut
Mata nyalang memandang angkasa
Mata melayang menembus tebalnya kabut
    Kicau burung lenyap sudah
    Kicau burung kembali ke peraduan
    Suara jangkrik bersahut-sahutan lemah
    Kehidupan malam bergeliat mencari makan
Namun, sesosok tubuh diam terpaku tak bergerak
Tak terusik oleh lingkungan yang terus merangkak
Tak bergeming oleh pekat alam yang semakin marak
Tak terganggu oleh suara burung hantu yang serak
    Hanya matanya yang terus bergerak
    Hanya matanya, menandakan kehidupan yang berderak
    Hanya matanya, memberitahukan beban hati yang berkerak
    Hanya matanya, memperlihatkan lantunan sajak-sajak
Dalam diam, nampak seutas senyum yang mengembang lesu
Dalam diam, nampak setitik air mata yang menetes malu
Dalam diam, nampak seutas senyum yang mengembang lenyap berlalu
Dalam diam, nampak terukir wajah yang kuyu
    Ketika malam terus menggeliat
    Ketika malam terus mengusik dengan hebat
    Ketika malam terus menggoda dengan buaian yang melekat
    Sosok itu, tetap diam


Bunda
Dalam sujudmu engkau menangis
Dalam sujudmu engkau meratap
Dalam sujudmu engkau berdo’a tulus
Dalam sujudmu engkau mengadu dalam untaian kata yang meresap
    Semua untuk kebahagiaan keluarganya
    Semua untuk kehidupan anak-anaknya
    Semua untuk orang-orang yang ia sayangi
    Tak peduli pada diri sendiri
Jatuh bangun engkau membesarkan kami
Jatuh bangun engkau berusaha untuk kami
    Kasih sayangmu tak terhingga
    Kasih sayangmu tak tergantikan
    Kasih sayangmu sejukkan jiwa yang merana
    Kasih sayangmu damaikan hati yang kesepian
Tak pernah engkau minta ganti semua itu
Tak pernah engkau mengeluh pada anak-anakmu
Tak pernah pudar kegigihanmu
Demi masa depan anak-anakmu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar