Halaman

Semua tentang belajar....

Don't stop until your dreams come true...!!!

Rabu, 09 Februari 2011

Kebahagiaan Itu Pilihan, Bukan Anugerah

Seorang pemuda hendak berangkat kerja di pagi hari. Dia lalu memanggil taksi, dan naik.

"Selamat pagi, Pak," dia menyapa sang sopir taksi terlebih dulu. "Pagi yang cerah bukan?" Sang sopir tersenyum

melihat keceriaan penumpangnya. Dengan senang hati, dia pum melajukan taksinya.

Sesampainya di tempat tujuan, pemuda itu membayar dengan selembar Rp 50 ribu untuk argo yang hampir Rp 45 ribu.

"Kembaliannya buat Bapak saja. Selamat bekerja, Pak!" kata pemuda sambil tersenyum.

"Wah, terima kasih, Mas," jawab sopir taxi dengan penuh syukur.

Dalam hati sopir itu membatin, "Wah.. aku bisa sarapan dulu, nih."

Dia pun menuju ke sebuah warung.

Sesampai di warung, penjual menyambutnya dengan ramah. "Biasa! Pak?" tanya si mbok warung.

"Iya biasa. Nasi sayur. Tapi pagi ini tambahkan sepotong ayam," jawab sopir dengan tersenyum.

Ketika membayar nasi, di tambahkannya seribu rupiah. "Buat jajan anaknya si mbok," begitu katanya.

Dengan tambahan uang jajan seribu, pagi itu anak si mbok berangkat ke sekolah dengan senyum lebih lebar.

Ia bisa membeli dua buah roti pagi itu dan diberikannya pada temannya yang tidak punya bekal.

Begitulah. Cerita bisa berlanjut. Bergulir seperti bola salju.

Pak sopir bisa lebih bahagia hari itu. Begitu juga keluarga si mbok. Teman-teman si anak. Keluarga mereka.

Semua tertular kebahagiaan.

Kebahagiaan, seperti juga kesusahan, bisa menular kepada siapa saja di sekitar kita.

Kebahagiaan adalah sebuah pilihan, bukan anugerah. Kita yang menentukan bagaimana kita menghadapi keseharian

kita.

Siapkah kita menularkan kebahagiaan hari ini?

2 komentar:

  1. kebahagiaan itu anugerah yang dititipkan Tuhan pada setiap pilihan..
    ketidakbahagiaan pun sebenarnya adalah kebahagiaan yang masih tertutup kabut tebal ketidakpuasan manusia.
    (mungkin kira-kira begitu, karena saat ini saya juga masih manusia yang sering juga lupa akan adanya Tuhan dalam setiap desah nafas) ^_^

    BalasHapus
  2. wah, kalo konteksnya Tuhan ya laen lagi critanya.. ehehe

    BalasHapus